Nikmatnya Maknyus, Kenduri Apam

Kenduri Apam

Disebutkan Apam asal kata dari Afwam atau Afuan yang berarti permintaan maaf. Dapat dijelaskan bahwa pada bulan ini hendaknya kita semua bisa berusaha untuk menjadi orang yang sifatnya pemaaf dan bisa memaafkan orang lain.
Nikmatnya Maknyus, Kenduri Apam


Dasar dilaksanakan kenduri apam pada mulanya ditunjukkan kepada orang laki-laki yang tidak sembahyang jumat di mesjid 3 kali berturut-turut sebagai dendanya diperintahkan membuat kue apam sebanyak 100 buah untuk diantar ke mesjid dan akan dikenduri (dimakan bersama) sebagai sedekah. Dengan seringnya orang membawa kue apam ke mesjid akan menimbulkan rasa malu karena diketahui oleh masyarakat bahwa orang bersangkutan sering meninggalkan kewajiban salat jumat.

Selanjutnya Hurgronje (1985:250) mengemukakan pula versi yang berbeda mengenani latar belakang pelaksanaan kenduri apam ini . Menurut kisah pernah ada seorang aceh yang ingin mengetahui nasib orang di dalam kubur, terutama tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh malaikat-malaikat kubur munkar Nakir dan hukuman-hukuman yang mereka jatuhkan, ia berpura-pura mati dan dikuburkan hidup-hidup. Segera ia diperiksa oleh malaikat mengenai agama dan amalnya, karena banyak kekurangan maka orang tersebut dipukul dengan pentungan besi. Tetapi pukulan tersebut tidak dapat mengenainya, sebab ada sesuatu yang tidak dapat dilihatnya dengan jelas dalam kegelapan dan mempunyai bentuk seperti bulan seolah-olah melindunginya dari pukulan. Ia berhasil keluar dari tempatnya yang sempit (kuburan) dan segera menemui anggota keluarganya dan terkejut melihatnya kembali. Ketika pengalaman ini diceritakan, diketahuilah bahwa yang menolongnya sewaktu dipukul di kubur bulat seperti bulan adalah kue apam yang sedang dibuat oleh keluarganya.

Tradisi Khanduri Apam ini dalam kisah lain kita dapatkan adalah berasal dari seorang sufi yang amat miskin di Tanah Suci Mekkah. Si miskin yang bernama Abdullah Rajab adalah seorang zahid yang sangat taat pada agama Islam. Berhubung amat miskin, ketika ia meninggal tidak satu biji kurma pun yang dapat disedekahkan orang sebagai kenduri selamatan atas kematiannya. Keadaan yang menghibakan / menyedihkan hati itu, ditambah lagi dengan sejarah hidupnya yang sebatangkara, telah menimbulkan rasa kasihan masyarakat sekampungnya untuk mengadakan sedikit kenduri selamatan di rumah masing-masing. Mereka memasak Apam untuk disedekahkan kepada orang lain. Itulah dasar dari tradisi toet Apam (memasak Apam) yang sampai sekarang masih dilaksanakan masyarakat Aceh.

Tradisi makan apam ini untuk memaknai permintaan maaf kepada sesama saudara, kerabat, dan teman. Sebetulnya, yang terjadi bukanlah sekadar tradisi makan apam, melainkan melaksanakan selamatan atau tahlilan dengan hidangan apam dan pisang raja untuk mendoakan arwah saudara dan kerabat yang telah meninggal, sekaligus minta maaf. Setelah tahlilan, apam dan pisang dibagikan kepada semua keluarga dan tetangga.

Oleh Abiyya Tgk. Nawawi Hakimis

Pimpinan Pon Pes Nihayatul Muhtaj, 

Kec. Tangan-tangan, 

Kab. Aceh Barat Daya 

===

Dari berbagai sumber

0 Response to "Nikmatnya Maknyus, Kenduri Apam"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel