Ciri-ciri Wahabi Banyak Sekali

*CIRI-CIRI WAHABI*

*بسم الله الرحمن الر حيم*

إن الحمد لله نحمده تعالى ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا ، من يهديه الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له ، واشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، واشهد أن محمد عبده ورسوله {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون} سورة: آل عمران – الآية: 102

  *CIRI-CIRI PAHAM WAHABI:*

1.Sering merujuk pendapat Ibnu Taimiyyah, al-Albani, Ibnu Qayyim, Abdul Aziz bin Baz dan Ibnu Ustaimin.

2. Mengatakan Allah ada di langit bersemayam di atas Arsy.

3. Membagi tauhid kepada tiga: tauhid Uluhiyyah, Rububiyyah dan Asma' wa sifat.

- Menolak amalan menyebut lafald niat solat (USHOLLI).

- Menolak amalan menyebut SAYYIDINA ketika bersolawat.

- Menolak amalan mengusap muka setelah selesai solat.

- Menolak zikir, wirid dan doa berjamaah setelah solat di masjid/musolla/tempat tertentu.

- Menolak amalan baca yaasiin berjamaah pada malam jumat di masjid/musolla/tempat tertentu.

- Menolak amalan solat tarawih 20 raka'at.

- Menolak amalan baca yaasiin 3 kali pada malam nishfu Sya'ban.

- Menolak amalan membaca doa akhir dan awal tahun.

- Menolak bacaan talqin ketika pengebumian mayat.

- Menolak tahlil.

- Menolak bacaan barzanji.

- Menolak amalan solawat syifa', Sholawat fatih, Sholawat nariyah.

- Menolak sambutan maulidur rasul.

- Menolak amalan ziarah makam nabi/makam auliya'.

- Menolak bacaan tarhim dan bacaan Al-Quran sebelum azan subuh menggunakan pengeras suara.

- Mengatakan tiada solat qabliah jumat.

- Menolak amalan membaca teks ketika khutbah.

- Menolak tasawwuf dan tarekat.

- Menolak MADZHAB.

- Mengatakan bid'ah tidak ada yang hasanah, semua bid'ah adalah sesat.

- Menolak beramal dengan hadits dhaif.

- Menolak amalan tawassul dengan orang yang sudah meninggal dunia.

- Menolak amalan tabarruk selain dari Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam.

- Menolak amalan istighoutsah.

- Mengatakan talak tiga sekaligus cuma jatuh talak satu.

- Menolak manhaj Asy'ariah dan Maturidiyah.

- Menolak Sifat Dua Puluh.


*AQIDAH*

1. Membagi Tauhid menjadi 3 bagian yaitu:

(a). Tauhid Rububiyyah: Dengan tauhid ini, mereka mengatakan bahwa kaum musyrik Mekkah dan orang-orang kafir juga mempunyai tauhid.

(b). Tauhid Uluhiyyah: Dengan tauhid ini, mereka menafikan tauhid umat Islam yang bertawassul, beristighoutsah dan bertabarruk sedangkan ketiga-tiga perkara tersebut diterima oleh jumhur ulama Islam khasnya ulama Empat Imam madzhab.

(c.) Tauhid Asma’ dan Sifat: Tauhid versi mereka ini bisa menjerumuskan umat islam ke lembah tashbih dan tajsim kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti:

-Menterjemahkan istiwa’ sebagai bersemayam/bersila

-Merterjemahkan yad sebagai tangan.

-Menterjemahkan wajh sebagai muka.

-Menisbahkan jihah (arah) kepada Allah (arah atas – jihah ulya).

-Menterjemah janb sebagai lambung/rusuk.

-Menterjemah nuzul sebagai turun dengan dzat.

-Menterjemah saq sebagai betis.

-Menterjemah ashabi’ sebagai jari-jari, dll.

-Menyatakan bahwa Allah سبحانه وتعالى mempunyai “surah” atau rupa.

-Menambah bi dzatihi haqiqatan [dengan dzat secara hakikat] di akhir setiap ayat-ayat mutasyabihat.

2. Memahami ayat-ayat mutasyabihat secara dhahir tanpa penjelasan terperinci dari ulama-ulama yang mu’tabar.

3. Menolak asy-sya'iroh dan al-Maturidiyah yang merupakan ulama’ Islam dalam perkara Aqidah yang diikuti mayoritas umat islam.

4. Sering mengkritik asy-Sya’irah bahkan sehingga mengkafirkan asy-Sya’irah.

5. Menyamakan asy-Sya’irah dengan Mu’tazilah dan Jahmiyyah atau Mu’aththilah dalam perkara mutashabihat.

6. Menolak dan menganggap tauhid sifat 20 sebagai satu konsep yang bersumberkan falsafah Yunani dan Greek.

7. Berlindung di balik madzhab Salaf.

8. Golongan mereka ini dikenal sebagai al-Hasyawiyyah, al-Musyabbihah, al-
Mujassimah atau al-Jahwiyyah dikalangan ulama’ Ahli Sunnah wal Jama’ah.

9. Sering menuduh bahwa Abu Hasan Al-Asy’ari telah kembali ke madzhab Salaf setelah bertaubat dari mazhab asy-Sya’irah. Menuduh ulama’ asy-Sya’irah tidak betul-betul memahami faham Abu
Hasan Al-Asy’ari.

10. Menolak ta’wil dalam bab Mutasyabihat.

11. Sering menuduh bahwa mayoritas umat Islam telah jatuh kepada perbuatan syirik.

12. Menuduh bahwa amalan memuliakan Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam
 [ membaca maulid dll ] membawa kepada perbuatan syirik.

13. Tidak mengambil pelajaran sejarah para anbiya’, ulama’ dan sholihin dengan
dalih menghindari syirik.

14. Pemahaman yang salah tentang makna syirik, sehingga mudah menghukumi orang sebagai pelaku syirik.

15. Menolak tawassul, tabarruk dan istighoutsah dengan para anbiya’ serta sholihin.

16. Mengganggap tawassul, tabarruk dan istighoutsah sebagai cabang-cabang syirik.

17. Memandang remeh karomah para wali [auliya’].

18. Menyatakan bahwa ibu bapak dan datuk Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak selamat dari adzab api neraka.

19. Mengharamkan mengucap “radhiallahu ‘anha” untuk ibu Rosulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam, Sayyidatuna Aminah.

*SIKAP*

1. Sering membid’ahkan amalan umat Islam bahkan sampai ke tahap mengkafirkan
mereka.

2. Mengganggap diri sebagai mujtahid atau berlagak sepertinya (walaupun tidak layak).

3. Sering mengambil hukum secara langsung dari al-Qur’an dan hadits (walaupun tidak layak).

4. Sering mentertawakan dan meremehkan ulama’ pondok dan golongan agama yang lain.

5. Ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits yang ditujukan kepada orang kafir sering ditafsir kepada orang Islam.

6. Memaksa orang lain berpegang dengan pendapat mereka walaupun pendapat itu syaz (janggal).

*HADITS*

1. Menolak beramal dengan hadis dho’if.

2. Penilaian hadits yang tidak sama dengan penilaian ulama’ hadits yang lain.

3. Mengagungkan Nasiruddin al-Albani di dalam bidang ini [walaupun beliau tidak
mempunyai sanad Untuk menyatakan siapakah guru-guru beliau dalam bidang hadits.
[Bahkan mayoritas muslim mengetahui bahwa beliau tidak mempunyai guru dalam bidang hadits dan diketahui bahwa beliau belajar hadits secara sendiri dan ilmu jarh dan ta’dil beliau adalah mengikut Imam al-Dhahabi].

4. Sering menganggap hadits dho’if sebagai hadits maudhu’ [mereka mengumpulkan hadits dho’if dan palsu di dalam satu kitab atau bab seolah-olah kedua-dua kategori hadits tersebut adalah sama].

5. Pembahasan hanya kepada sanad dan matan hadits, dan bukan pada makna hadits. Oleh karena itu, perbedaan pemahaman ulama’ [syawahid] dikesampingkan.

*QUR’AN*

1. Menganggap tajwid sebagai ilmu yang menyusahkan dan tidak perlu (Sebagian Wahabi indonesia yang jahil/bodoh)

*FIQH*

1. Menolak mengikuti madzhab imam-imam yang empat; pada hakikatnya
mereka bermadzhab “TANPA MADZHAB”.

2. Mencampuradukkan amalan empat mazhab dan pendapat-pendapat lain sehingga membawa kepada talfiq [mengambil yang disukai] haram.

3. Memandang amalan bertaqlid sebagai bid’ah; mereka mengklaim dirinya ber ittiba’.

4. Sering mengungkit dan mempermasalahkan soal-soal khilafiyyah.

5. Sering menggunakan dakwaan ijma’ ulama dalam masalah khilafiyyah.

6. Menganggap apa yang mereka amalkan adalah sunnah dan pendapat pihak lain adalah Bid’ah.

7. Sering menuduh orang yang bermadzhab sebagai ta’assub [fanatik] mazhab.

8. Salah faham makna bid‟ah yang menyebabkan mereka mudah membid‟ahkan orang lain.

9. Mempromosikan madzhab fiqh baru yang dinamakan sebagai Fiqh al-Taysir, Fiqh al-Dalil, Fiqh Musoffa, dll [yang jelas keluar daripada fiqh empat mazhab].

10. Sering mengkoarkan agar hukum ahkam fiqh dipermudahkan dengan menggunakan hadis “Yassiru wa la tu’assiru, farrihu wa la tunaffiru”.

11. Sering mengatakan bahwa fiqh empat madzhab telah ketinggalan zaman.

*NAJIS*

1. Sebagian mereka sering mempermasalahkan dalil akan kedudukan babi sebagai najis mughalladhah.

2. Menyatakan bahwa bulu babi itu tidak najis karena tidak ada darah yang mengalir.

*WUDHU’*

1. Tidak menerima konsep air musta’mal.

2. Bersentuhan lelaki dan perempuan tidak membatalkan wudhu.

3. Membasuh kedua belah telinga dengan air basuhan rambut dan tidak dengan air yang baru.

*ADZAN*

1. Adzan Juma’t sekali; adzan kedua ditolak

*SHALAT*

1. Mempromosikan “Sifat Shalat Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam‟,

dengan alasan kononnya shalat berdasarkan fiqh madzhab adalah bukan sifat shalat Nabi yang benar.

2. Menganggap melafazhkan kalimat “usholli” sebagai bid’ah.

3. Berdiri dengan kedua kaki mengangkang.

4. Tidak membaca “Basmalah‟ secara jahar.

5. Mengangkat tangan sewaktu takbir sejajar bahu atau di depan dada.

6. Meletakkan tangan di atas dada sewaktu berdiri.

7. Menganggap perbedaan antara lelaki dan perempuan dalam shalat sebagai perkara bid‟ah (sebagian Wahabiyyah Indonesia yang jahil).

8. Menganggap qunut Subuh sebagai bid’ah.

9. Menggangap penambahan “wa bihamdihi” pada tasbih ruku’ dan sujud adalah bid’ah.

10. Menganggap mengusap muka selepas shalat sebagai bid’ah.

11. Shalat tarawih hanya 8 rakaat; mereka juga mengatakan shalat tarawih itu
sebenarnya adalah shalat malam (shalatul-lail) seperti pada malam-malam lainnya.

12. Dzikir jahr di antara rakaat-rakaat shalat tarawih dianggap bid’ah.

13. Tidak ada qadha’ bagi shalat yang sengaja ditinggalkan.

14. Menganggap amalan bersalaman setelah shalat adalah bid’ah.

15. Menggangap lafazh sayyidina (taswid) dalam shalat sebagai bid’ah.

16. Menggerak-gerakkan jari sewaktu tasyahud awal dan akhir.

17. Boleh jama’ dan qashar walaupun kurang dari dua marhalah.

18. Memakai sarung atau celana setengah betis untuk menghindari isbal.

19. Menolak shalat sunnat qabliyyah sebelum Jum’at.

20. Menjama’ shalat sepanjang semester pengajian, karena mereka berada di landasan Fisabilillah

*DO’A, DZIKIR DAN BACAAN AL-QUR’AN*

1. Menggangap do’a berjama’ah setelah shalat sebagai bid’ah.

2. Menganggap dzikir dan wirid berjama’ah sebagai bid’ah.

3. Mengatakan bahwa membaca “Sodaqallahul ‘azhim” setelah membaca al-Qur’an adalah Bid’ah.

4. Menyatakan bahwa do’a, dzikir dan shalawat yang tidak ada dalam al-Qur’an dan Hadits sebagai bid’ah. Sebagai contoh mereka menolak Dala’il al-Khairat, Shalawat al-Syifa‟, al-Munjiyah, al-Fatih, Nur al-Anwar, al-Taj, dll.

5. Menganggap amalan bacaan Yasin pada malam Jum’at sebagai bid’ah yang haram.

6. Mengatakan bahwa sedekah atau pahala tidak sampai kepada orang yang telah wafat.

7. Mengganggap penggunaan tasbih adalah bid’ah.

8. Mengganggap dzikir dengan bilangan tertentu seperti 1000 (seribu), 10,000 (sepuluh ribu), dll sebagai bid’ah.

9. Menolak amalan ruqiyyah syar’iyah dalam pengobatan Islam seperti wafa‟, azimat, dll.

10. Menolak dzikir isim mufrad: Allah Allah.

11. Melihat bacaan Yasin pada malam nisfu Sya’ban sebagai bid’ah yang haram.

12. Sering menafikan dan memperselisihkan keistimewaan bulan Rajab dan Sya’ban.

13. Sering mengkritik keutamaan malam Nisfu Sya’ban.

14. Mengangkat tangan sewaktu berdoa’ adalah bid’ah.

15. Mempermasalahkan kedudukan shalat sunat tasbih.

*PENGURUSAN JENAZAH DAN KUBUR*

1. Menganggap amalan menziarahi maqam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para anbiya’, awliya’, ulama’ dan sholihin sebagai bid’ah dan shalat tidak boleh dijama’ atau qasar dalam ziarah seperti ini.

2. Mengharamkan wanita menziarahi kubur.

3. Menganggap talqin sebagai bid’ah.

4. Mengganggap amalan tahlil dan bacaan Yasin bagi kenduri arwah sebagai bid’ah yang haram.

5. Tidak membaca do’a setelah shalat jenazah.

6. Sebagian ulama’ mereka menyeru agar Maqam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dikeluarkan dari masjid nabawi atas alasan menjauhkan umat Islam dari syirik.

7. Menganggap kubur yang bersebelahan dengan masjid adalah bid’ah yang haram.

8. Do’a dan bacaan al-Quran di pekuburan dianggap sebagai bid’ah.

*MUNAKAHAT [PERNIKAHAN]*

1. Talak tiga (3) dalam satu majlis adalah talak satu (1)

*MAJLIS / PERAYAAN*

1. Menolak peringatan Maulid Nabi; bahkan menyamakan sambutan Maulid Nabi dengan perayaan kristen bagi Nabi Isa as.

2. Menolak amalan marhaban para habaib.

3. Menolak amalan barzanji.

4. Berdiri ketika bacaan maulid adalah bid’ah

5. Menolak peringatan Isra’ Mi’raj, dll.

*HAJI DAN UMRAH*

1. Mencoba untuk memindahkan “Maqam Ibrahim as.” namun usaha tersebut telah digagalkan oleh al-Marhum Syeikh Mutawalli Sya’rawi saat beliau menemui Raja Faisal ketika itu.

2. Menghilangkan tanda
telaga zam-zam.

3. Mengubah tempat sa’i di antara Sofa dan Marwah yang mendapat tentangan ulama’ Islam dari seluruh dunia.

*PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN*

1. Maraknya para professional yang bertitle LC menjadi “ustadz-ustadz‟ mereka (di Indonesia).

2. Ulama-ulama yang sering menjadi rujukan mereka adalah:
a. Ibnu Taymiyyah al-Harrani
b. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
c. Muhammad bin Abdul Wahhab
d. Syekh Abdul Aziz bin Baz
e. Nasiruddin al-Albani
f. Syeikh Sholeh al-Utsaimin
g. Syeikh Sholeh al-Fawzan
h. Adz-Dzahabi dll.

3. Sering mendakwahkan untuk kembali kepada al-Qura-n dan Hadits (tanpa menyebut para ulama’, sedangkan al-Qur-an dan Hadits sampai kepada umat Islam melalui para ulama’ dan para ulama’ juga lah yang memelihara dan menjabarkan kandungan al-Qur’an dan Hadits untuk umat ini).

4. Sering mengkritik Imam al-Ghazali dan kitab “Ihya’ Ulumuddin”

*PENGKHIANATAN MEREKA KEPADA UMAT ISLAM*

1. Bersekutu dengan Inggris dalam menjatuhkan kerajaan Islam Turki Utsmaniyyah.

2. Melakukan perubahan kepada kitab-kitab ulama’ yang tidak sehaluan dengan mereka.

3. Banyak ulama’ dan umat Islam dibunuh sewaktu kebangkitan mereka di timur tengah.

4. Memusnahkan sebagian besar peninggalan sejarah Islam seperti tempat lahir Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, meratakan maqam al-Baqi’ dan al-Ma’la [makam para isteri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Baqi’, Madinah dan Ma’la, Mekah], tempat lahir Sayyiduna Abu Bakar dll, dengan hujjah tempat tersebut bisa membawa kepada syirik.

5. Di Indonesia, sebagian mereka dulu dikenali sebagai Kaum Muda atau Mudah [karena hukum fiqh mereka yang mudah, ia merupakan bentuk ketaatan bercampur dengan kehendak hawa nafsu].

*TASAWWUF DAN THARIQAT*

1. Sering mengkritik aliran Sufisme dan kitab-kitab sufi yang mu’tabar

2. Sufiyyah dianggap sebagai kesamaan dengan ajaran Budha dan Nasrani

3. Tidak dapat membedakan antara amalan sufi yang benar dan amalan bathiniyyah yang sesat.

*Inilah kejahatan dan kesesatan aliran Salafi Wahabi yakni ajaran yang dibawakan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab at-Tamimi an-Najdi :*

1. Allah bersemayam di atas ‘arsy seperti akidahnya kaum Yahudi.

2. Golongan yang beriman kepada setengah ayat Al-Qur’an dan kafir dengan setengah ayat Al-Quran yang lain.

3. Golongan yang menolak Takwil pada setengah ayat, dan membolehkan Takwil pada setengah ayat yang lain berdasarkan mengikuti hawa nafsu mereka.

4. Golongan yang menafikan Kenabian Nabi Adam Alaihissalaam.

5. Golongan yang menyatakan bahwa Alam ini Qidam/Maha Dahulu (Rujuk pandangan ibn Taimiyyah).

6. Golongan yang mengkafirkan Imam Abu al-Hasan Al-Asy’ari dan para pengikutnya.

7. Golongan yang mengkafirkan Sultan Sholahuddin Al-Ayyubi dan Sultan Muhammad Al-Fateh.

8. Golongan yang mengkafirkan Imam An-Nawazwi dan Seluruh Ulama Islam yang menjadi para pengikutnya (Asy’ariyah dan Maturidiyah).

9. Golongan yang mendhoifkan hadits-hadits shohih dan menshohihkan hadits-hadits dhoif (lihat penulisan Albani).

10. Golongan yang tidak mempelajari ilmu dari Guru atau Syeikh, hanya copy paste dan membaca dari buku-buku dan sebagainya.

11. Golongan yang mengharamkan bermusafir ke Madinah dengan niat ziarah Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam.

12. Golongan yang membunuh Ummat Islam beramai-ramai di Mekah, Madinah, dan beberapa kawasan di tanah Hijaz (lihat tarikh an-Najdi).

13. Golongan yang meminta bantuan Askar dan Senjata pihak Britain (yang bertapak di tempat Kuwait pada ketika ini) ketika kalah dalam perang ketika mereka ingin menjajah Mekkah dan Madinah.

14. Golongan yang menghancurkan turath (sejarah peninggalan) Ummat Islam di Mekkah dan Madinah. (lihat kawasan pekuburan Jannatul Baqi, Bukit Uhud dan sebagainya).

15.  Golongan yang membenci kaum ahlul bait/keturunan Nabi.

16. Golongan yang bertentangan dengan Ijma para Shohabat, Tabiin, Salaf, Khalaf dan seluruh Ulama ASWAJA.

17. Golongan yang mendakwa akal tidak boleh digunakan dalam dalil syara’, dengan menolak fungsi akal (ayat-ayat Al-Quran menyarankan menggunakan akal).

18. Golongan yang mengejar syuhrah (pangkat,

nama, promosi, kemasyhuran) dengan menggunakan pemahaman mereka yang salah terhadap Al-Qura’n dan As-Sunnah.

19.  Golongan yang mendhoifkan hadits solat tarawih 20 rakaat. (Albani)

20.  Golongan yang mengharamkan menggunakan Tasbih. (Albani)

21. Golongan yang mengharamkan berpuasa pada hari sabtu walaupun hari Arafah jatuh pada hari tersebut. (Albani)

22.  Golongan yang melecehkan Imam Abu Hanifah R.A. (Albani)

23. Golongan yang mendakwa Allah memenuhi alam ini dan menghina Allah dengan meletakkan anggota pada Allah سبحانه وتعالى.

24. Golongan yang mendakwa Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam tidak hayyan (hidup) di kuburan beliau. (Albani)

25. Golongan yang melarang membaca Sayyidina dan menganggap perbuatan itu bid'ah dholalah/sesat.

26. Golongan yang mengingkari membaca Al-Quran dan membaca talqin pada orang yang meninggal.

27.  Golongan yang melarang membaca shalawat setelah adzan. (Albani)

28. Golongan yang mengatakan Syurga dan Neraka ini fana (tidak akan kekal). (ibn Taimiyyah)

29. Golongan yang mengatakan lafadz talaq tiga tidak jatuh, jika aku talaq kamu dengan talaq tiga. (ibn Taimiyyah).

30. Golongan yang mengisbatkan (menyatakan/menetapkan) tempat bagi Allah. (Ibn Taimiyyah)

31. Golongan yang menggunakan uang rupiah untuk menggerakkan ajaran sesat mereka, membuat tadlis (penipuan dan pengubahan) di dalam kitab-kitab ulama yang tidak sependapat dengan mereka.

32. Golongan yang mengkafirkan orang Islam yang menetap di Palestine sekarang ini. (Albani)

33.  Golongan yang membid’ahkan seluruh ummat Islam.

34. Golongan yang menghukumi syirik terhadap amalan ummat Islam yang tidak sepaham dengan mereka.

35. Golongan yang membawa ajaran tauhid dan tidak pernah belajar ilmu tauhid. (Ibn Taimiyyah)

36. Golongan yang mengatakan bahwa Abu Jahal dan Abu Lahab juga mempunyai tauhid, tidak pernah Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa sallam mengajar begini atau pun para Shohabah R.A. (Muhammad Abdul Wahab)

37. Golongan yang membolehkan memakai lambang salib hanya semata-mata untuk mujamalah/urusan resmi kerajaan, dan hukumnya tidak kufur. (Bin Baz)

38.  Golongan yang membiayai keuangan Askar Kaum Kuffar untuk membunuh Ummat Islam dan melindungi negara mereka. (kerajaan Wahhabi Saudi)

39.  Golongan yang memberi Syarikat-syarikat Yahudi memasuki Tanah Haram. (Kerajaan Wahhabi Saudi)

40.  Golongan yang memecah-belah Ummat Islam dan institusi kekeluargaan.

41.  Golongan yang mengharamkan Maulid dan bacaan-bacaan barzanji, marhaban.

42.  Golongan yang menghalalkan bom bunuh diri atas nama jihad walaupun orang awam kafir yang tidak bersenjata mati. (selain di Palastine)

43. Golongan yang menghalalkan darah Ahlus Sunnah Wal Jamaah Asy’ariyah dan Maturidiyah. Lihat di Lubnan, Chechnya, Algeria, dan beberapa negara yang lain.

44.  Golongan yang menimbulkan fitnah terhadap Ummat Islam dan menjelek-jelekkan nama baik Islam.

45.  Golongan yang membuat kekacauan di Fathani, Thailand.

46.  Golongan yang sesat menyesatkan rakyat Malaysia.

47.  Golongan yang meninggalkan ajaran dan ilmu-ilmu Ulama ASWAJA yang muktabar.

48.  Golongan yang meninggalkan methodologi ilmu ASWAJA.

49.  Golongan yang minoritas dalam dunia, malah baru kemaren sore seumur jagung.

50.  Golongan yang menuduh orang lain dengan tujuan melarikan diri atau menyembunyikan kesesatan mereka.

51.  Golongan yang jahil, tidak habis mempelajari ilmu-ilmu Agama, tetapi ingin membuat fatwa sesuka hati.

52.  Golongan yang melarang bertaqlid, tetapi mereka lebih bertaqlid kepada mazhab sesat mereka.

53.  Golongan yang secara dzahirnya berjubah, berkopiah, celana di atas tumit, janggut panjang tetapi kelewatan, tidak menghormati ulama, mengutuk para Alim Ulama dan tidak amanah dengan ilmu dan agama Islam.

54.  Golongan yang tidak hujjah dalam ajaran mereka.

55. Golongan yang membawa ajaran sesat Ibn Taimiyyah/Muhamad Ibn Abd Wahab, kedua-dua individu ini telah dicemooh, ditentang, dijawab dan dikafirkan oleh Jumhur Ulama ASWAJA atas dasar akidah mereka yang sesat.

Wallahu a’lam bish-Showab wal hadi ila sabilil
haq.

CATATAN INI TIDAK BERMAKSUD MENEBAR KEBENCIAN, NAMUN SEKEDAR BERTUJUAN AGAR LEBIH MENGENAL SAUDARA KITA DARI GOL WAHABY

*Bismillah*

*Berikut ini adalah ustadz-ustadz salafi wahabi yang bisa tidak boleh jadi rujukan dalam beragama, Jangan ambil ilmu dari mereka-mereka*

1. Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
2. Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat (Pakar Hadits)
3. Ustadz Abdurrahman At-Tamimi
4. Ustadz Mubarak Bamualim
5. Ustadz Firanda Andirja (Pengajar Masjid Nabawi)
6. Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
7. Ustadz Abu Yahya Badrusalam
8. Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron
9. Ustadz Ali Hasan Bawazier
10. Ustadz Abu Abdil Aziz Muhtarom
11. Ustadz Abdullah Taslim
12. Ustadz Aris Munandar
13. Ustadz Ammi Nur Baits
14. Ustadz Erwandi Tarmizi (Pakar Muamalat Kontemporer)
15. Ustadz Syafiq Riza Basalamah
16. Ustadz Muhammad Qasim Muhajir
17. Ustadz Ali Ahmad bin Umar
18. Ustadz dr. Raehanul Bahraen (Dokter)
19. Ustadz Muflih Safitra
20. Ustadz Subhan Bawazier
21. Ustadz Abdullah Roy (Pengajar Masjid Nabawi)
22. Ustadz Agus Hasan Bashori
23. Ustadz Fauzan Abdullah
24. Ustadz Wahyudin Bahtiar
25. Ustadz Fathi bin Yazid Jawas (Anak Ustadz Yazid)
26. Ustadz Riyadh bin Badr Bajrey
27. Ustadz Zaid Susanto
28. Ustadz Nur Cholis Agus Santoso
29. Ustadz Ulin Nuha Al-Hafidz (Qari)
30. Ustadz Mizan Qudsiyah
31. Ustadz Imam Wahyudi
32. Ustadz Ahmad Sabiq
33. Ustadz Khalid Basalamah
34. Ustadz Sufyan Baswedan
35. Ustadz Harits Abu Naufal
36. Ustadz Imam Abu Abdillah
37. Ustadz Abul Aswad Al-Bayaty
38. Ustadz Ma'ruf Nur Salam
39. Ustadz Abu Thohur Jones Vendra
40. Ustadz Abu Yusuf Dzulfadhli
41. Ustadz Muhammad Yassir
42. Ustadz Sufyan Bafin Zen
43. Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi
44. Ustadz Achmad Munir Bajuber
45. Ustadz Nurul Mukhlishin Asyrafuddin
46. Ustadz Afifi Abdul Wadud
47. Ustadz Lalu Ahmad Yani
48. Ustadz Abdul Fattah Medan
49. Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri
50. Ustadz Abdurrohman Abu Hanun
51. Ustadz Maududi Abdullah
52. Ustadz Muhammd Farid Al-Bathoty
53. Ustadz Arif Masuku
54. Ustadz Heri Purnama
55. Ustadz Abu Humairoh
56. Ustadz Abdurrahman Thoyyib
57. Ustadz Fadlan Fahamsyah
58. Ustadz Heri Iman Santoso
59. Ustadz Azhar Khalid bin Seff
60. Ustadz La Ode Abu Hanifa
61. Ustadz Abu Hasan Arif
62. Ustadz Abu Haidar As-Sundawy
63. Ustadz Firdaus Sanusi
64. Ustadz Zezen Zainal Mursalin
65. Ustadz Ahmad Zainuddin Al-Banjary
66. Ustadz Saeful Rahmat
67. Ustadz Abu Ahmad Setiyo Dahri
68. Ustadz Abu Abdillah Amir
69. Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin
70. Ustadz Ahmad La Ode
71. Ustadz Abu Faqih Rachmat Kurniawan
72. Ustadz Hafizh Abdul Rohman
73. Ustadz Khairullah Anwar Luthfi
74. Ustadz Salim Ali Ghanim
75. Ustadz Subhan Khadafi
76. Ustadz Mahfudz Umri
77. Ustadz Abu Ayyub Arif Usman Anugraha
78. Ustadz Salim bin Yahya Qibas
79. Ustadz Hary Badar bin Marwan
80. Ustadz Abu Alifa Asral Wadi
81. Ustadz Fachry Permana
82. Ustadz Abu Ja’far Cecep Rahmat
83. Ustadz Bahri Qosim
84. Ustadz Fariq Gazim An-Nuz
85. Ustadz Hamzah Abbas
86. Ustadz Ali Saman Hasan
87. Ustadz Sholeh Umri
88. Ustadz Hasan Al-Jaizy
89. Ustadz Ruslan Nurhadi
90. Ustadz Nuruddin Bukhori
91. Ustadz Abu Izzi Masmuin
92. Ustadz Abu Ibrahim Muhammad Ali
93. Ustadz Benny Abu Aslam
94. Ustadz Amri Azhari
95. Ustadz Nuruddin Abu Faynan Al-Makky
96. Ustadz M. Nur Ichwan Muslim
97. Ustadz Umar Baladraf
98. Ustadz Abu Asma Andre
99. Ustadz Ziyat At-Tamimi
100. Ustadz Muhammad Hilman Al-Fiqhy
101. Ustadz Najmi Umar Bakkar
102. Ustadz Fuad Hamzah Baraba
103. Ustadz Askar Wardhana
104. Ustadz Amir As-Soronji
105. Ustadz Cecep Abu Rozan
106. Ustadz Mudrika Ilyas
107. Ustadz Abu Qotadah
108. Ustadz Maryono Abdul Muhsin
109. Ustadz Noor Ikhsan Silviantoro
110. Ustadz Muhammad Permana (Medan)
111. Ustadz Abu Bakar Al-Akhdhory
112. Ustadz Muhammad Arifin Badri
113. Ustadz Abu Usamah Syamsul Hadi
114. Ustadz Nafi' Zainuddin
115. Ustadz Sofyan Chalid Ruray
116. Ustadz Abu Zubair Al-Hawary
117. Ustadz Ade Hermansyah
118. Ustadz Beni Sarbeni
119. Ustadz Abu Ammar Al-Ghoyami
120. Ustadz Abu Salma Muhammad bin Burhan
121. Ustadz Chandra Aditya
122. Ustadz Faisal Abdurrahman
123. Ustadz Abu Faaris Yudi Kurnia
124. Ustadz Abul Jauzaa’ Dony Arif Wibowo
125. Ustadz Abu Ghozie As-Sundawie
126. Ustadz Agung Wais Al-Qarny
127. Ustadz Khanif Muslim
128. Ustadz Ahmad Anshori
129. Ustadz Fachrudin Nu’man
130. Ustadz Anshory Hadi
131. Ustadz Muhammad Halid Syar'i
132. Ustadz Ridho Abdillah
133. Ustadz Hafidz Abdurrahman
134. Ustadz Abu Nida Nana
135. Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary Al-Maidany
136. Ustadz Ali Musri Semjan Putra
137. Ustadz Abu Fairuz Ahmad
138. Ustadz Abu Haitsam Yadi Supriyadi
139. Ustadz Zamzami Juned
140. Ustadz Sulaiman Abu Hani
141. Ustadz Asep Seppudin
142. Ustadz Chusnul Yakin
143. Ustadz Abu Alifa Asral Wadi
144. Ustadz Akhirudin
145. Ustadz Dani Maulani
146. Ustadz Farhan Abu Furaihan
147. Ustadz Abu Muhammad Julham Efendi
148. Ustadz Fauzan Al-Kutawy
149. Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin
150. Ustadz Joko Abu Aliyah
151. Ustadz Ali Nur Medan
152. Ustadz dr. Muhammad Saifudin Hakim (Dokter)
153. Ustadz Muhammad Nur Ihsan
154. Ustadz Hidayatullah, S.Sy
155. Ustadz dr. Adika Mianoki (Dokter)
156. Ustadz Abu Maryam (Medan)
157. Ustadz Abu Umair (Binjai)
158. Ustadz Abu Afaf Musa Mulyadi Lukman
159. Ustadz Khoiri As-Salaki
160. Ustadz Kholid Syamhudi
161. Ustadz Abu Sa'ad Muhammad Nurhuda (rahimahullah)
162. Ustadz Abu Hudzaifah Al-Atsary
163. Ustadz Abu Abdillah Andi Suhandi
164. Ustadz Mahful Safarudin
165. Ustadz Nizar Sa’ad Jabal
166. Ustadz Ahmad Tonarih Al-Atsary
167. Ustadz Efri Nazaruddin
168. Ustadz Ari Wahyudi
169. Ustadz Abu Haitsam Buldan
170. Ustadz Zaenuddin Abu Qushaiy
171. Ustadz Muhammad Wasitho
172. Ustadz Sa'id Abu Ukasyah
173. Ustadz Armen Halim Naro (rahimahullah)
174. Ustadz Abdullah Zaen
175. Ustadz Sa'id Ya'i Ardiansyah
176. Ustadz Salim Ali Ghanim
177. Ustadz Abu Yazid Tengku Muhammad Nurdin
178. Ustadz Faizal Abdurrahman
179. Ustadz Muhammad Syahputra
180. Ustadz Musthofa Yoni
181. Ustadz Abdullah Amir Maretan
182. Ustadz Mustain Syahri
183. Ustadz Yulian Purnama
184. Ustadz Musyaffa Ad-Dariny
185. Ustadz Aspri Rahmat Azai
186. Ustadz Umar Al-Fanani
187. Ustadz Anas Burhanuddin
188. Ustadz Syadam Husein Al-Katiri
189. Ustadz Yhouga Ariesta Mopratama
190. Ustadz Rizal Yuliar Putrananda
191. Ustadz Mukhlish Abu Dzar
192. Ustadz Tanthawi Abu Muhammad
193. Ustadz Boris Tanesia
194. Ustadz Abu Umair As-Sundawy
195. Ustadz Abu Khaleed Resa Gunarsa
196. Ustadz Pamuji Hadi Waluyo
197. Ustadz Dadan Hidayatullah
198. Ustadz Abdussalam Busyro
199. Ustadz Abul Hasan Ahmad MZ
200. Ustadz Ghulam Al-Fatih Abdullah
201. Ustadz Abu Muhammad Assyaghof
202. Ustadz Amiruddin Djalil
203. Ustadz Husnel Anwar Matondang
204. Ustadz Adep Baehaki
205. Ustadz M. Hilman Al-Fiqhy
206. Ustadz Muhammad Romelan
207. Ustadz Masykur Abu Mawaddah
208. Ustadz Abu Rosyad Rusiyanto
209. Ustadz Abu Ibrahim Agustiar
210. Ustadz Haidar Andika
211. Ustadz Tauhidin Ali Rusdi Sahal
212. Ustadz Mukhlis Biridho
213. Ustadz Abu Abdillah Deni Zamjami
214. Ustadz Didik Gelar Permana
215. Ustadz Fathan Qoriba
216. Ustadz Tata Abdul Ghoni
217. Ustadz Abu Zakaria Ardes
218. Ustadz Fathul Mufid
219. Ustadz Nur Kholis Kurdian
220. Ustadz Arif Husnul Khuluq
221. Ustadz Misbahuzzullam
222. Ustadz Ruly Abu Husna
223. Ustadz Ayman Abdillah
224. Ustadz Anfalullah
225. Ustadz Akhmad Yuswaji
226. Ustadz Abu Hafizhah Irfan
227. Ustadz Fariq Gasim Anuz
228. Ustadz Abu Yahya Sunardi
229. Ustadz Abu Muslim Burhanuddin
230. Ustadz Haris Budiatna
231. Ustadz Abdul Barr Kaisinda
232. Ustadz Andy Oktavian Latief
233. Ustadz Elvi Syam
234. Ustadz Faisal Abdurrahman

Dan masih banyak lagi….


Wallahua'lam Bishowab
Barakallahu fiikum
Semoga Bermanfaat.

0 Response to "Ciri-ciri Wahabi Banyak Sekali"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel